Perang Manggopoh, Bukti Heroik Kejuangan Siti Manggopoh


Minggu, 16 Juni 2013 - 18:57:53 WIB

AGAM, SO -- Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, MSc, bertindak sebagai inspektur upacara (Irup) peringatan perang Manggopoh ke-105, bertempat di halaman Kantor Camat Lubuk Basung, Kabupaten Agam.

Irwan Prayitno mengatakan, peristiwa perang Manggopoh yang terjadi pada 15 Juni 1908 itu, merupakan salah satu peristiwa heroik perlawanan rakyat atas perilaku kesewenang-wenangan penjajah kolonial Belanda.

"Ini merupakan aksi spektakuler, apa lagi perlawanan terhadap penjajah dipimpin seorang pejuang perempuan yaitu Siti Manggopoh," katanya.

Dia memaparkan, peringatan perang Manggopoh ke-105 ini dapat kita jadikan momentum untuk menggali dan melestarikan kembali nilai-nilai leluhur yang dimiliki para pejuang tersebut.

Untuk itu, mari dijadikan sebagai landasan semangat dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang, agar cita-cita kemerdekaan bangsa ini bisa terwujud, yakni menuju masyarakat yang sejahtera, himbaunya.

Kilas Balik

Memperingati perang manggopoh bersamaan dengan perang Kamang yang terjadi tahun 1908. Perang Manggopoh, peristiwa perlawanan rakyat Manggopoh terhadap Kolonial Belanda

Pada waktu itu perang terjadi dua kali, pertama pada petang Kamis tanggal 15 Juni 1908 dan petang Jumat tanggal 16 Juni 1908, di pimpinan seorang pejuang perempuan yakni Inyiak Siti atau Siti Manggopoh.

Kolonial Belanda saat itu sewenang-wenang dan menghina serta menginjak-injak harga diri rakyat Manggopoh. Belanda pun leluasa mengeluarkan kebijakan atau peraturan dengan istilah pajak uang (belasting). Sementara, peraturan belasting ini bertentangan dengan adat Minangkabau disebabkan tanah kepunyaan kaum, sehingga sulit dikuasai asing.

Seiring perlawanan Manggopoh ini di Kamang juga terjadi perlawanan terhadap Belanda yang dikenal Perang Kamang. Kedua peristiwa ini menjadi bukti sejarah perlawanan dan kebangkitan rakyat Agam terhadap segala bentuk penjajahan di tanah Rang Agam.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam peristiwa perang Kamang tersebut, tingginya nilai keperintisan kejuangan dan kepahlawanan rakyat Manggopoh, tingginya rasa kebersamaan dan persatuan.

Selain itu, juga tingginya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab serta kepedulian/solidaritas sosial rakyat Manggopoh pada saat itu.

Dilaporkan : tam - andrew

Template by:

Free Blog Templates