A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim

TAFSIR IBNU KATSIR

Oleh : Ustad Umar Alwi Assegaf

''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim''

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.


Tafsir Ta’awwudz dan Hukum-hukumnya


Allah SWT berfirman :

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (200)

"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah.  [1] Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Al A'raaf 200

Pengertian kata Syaithan

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". Surah Adz Dzaariyaat 56

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ
غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112)

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). [2] Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan". Surah Al An'aam 112


Dalam kalimat ''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim'', kata syaithan adalah kata sifat,  bukan kata zat atau menyatakan suatu makluk, melainkan assyaithan minal insi (setan yang menyerupai manusia) dan assyaithan minal jindi (setan mnyerupai jin) yang dimaksudkan syaithan adalah segala sifat perkataan atau perbuatan yang menjauhi dari rahmat Allah SWT.

Syaithan minal insi

Sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana manusia yang berkelakukan jahat atau selalu menghalangi kita dikala kita ingin melakukan ibadah atau pekerjaan baik lainnya. Manusia ini selalu mengikuti langkah-langkah setan, hal ini disebut assyaithan minal insi  yaitu setan yang menyerupai manusia. Cara menanganinya tidak dapat dengan mengucapkan Istia’jah / ta’awwudz, namun Allah mengajarkan kepada kita untuk menjadi pemaaf dan penyabar disamping melakukan upaya amar makruf atau memberikan pengertian dan mengajak dalam hal kebaikkan, bilamana tidak dapat berubah maka diamkan atau tinggalkan saja. 

Rasulullah saw mengalami bagaimana berhadapan dengan setan yang menyerupai manusia sehingga rasulullah saw melakukan hijrah dari mekah ke madinah, karena kondisi orang-orang Qurays mekah tidak lagi bersahabat dengannya, sampai-sampai orang qurays ingin membunuhnya.

Assyaithan minal jindi


Dikarenakan kita tidak dapat melihat dan berinteraksi dengan makluk jin, maka cara menanggulangi dari godaan dan gangguan setan yang menyerupai jin yaitu dengan membaca kalimat Istia’jah ''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim'' sebagaimana Allah berfirman :

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (36)

"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Surah Fush shilat 36)

Sebab menjadi setan

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ (36)

"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". (Surah Az Zukhruf 36)

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (19)

"Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi". Surah Al Mujaadilah 19

Langkah-langkah setan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu". Surah Al Baqarah 208


Diantara lain yang dimaksudkan  langkah-langkah setan adalah :

1.     Mempersekutukan Allah (16 An Nahl 100, An Nisaa 4: 117)
2.     Menghalangi dari jalan yang benar dan lurus ( Az-Zukruf 43: 37, AlAraaf 7 :16)
3.     Lupa mengingat  Allah (Al Mujaadilah 58: 19)
4.     Mendurhakai perintah Allah (al Kahfi 18: 50)
5.     Menyuruh mengerjakan perbuatan maksiat yang keji dan mungkar  (Al Baqarah 2: 169, Maryam 19: 89, An Nuur 24: 21)
6.     Memandang baik segala perbuatan yang buruk (An Nahl 16: 63)
7.     Membangkitkan dan memanjangkan angan-angan kosong (An Nisaa 4:120, Muhammad 47: 25)
8.     Menakut-nakuti dengan kemiskinan dan menyuruh kikir (Al Baqarah 2: 268)
9.     Perkataan yang indah-indah untuk menipu (Al Anaam 6: 68)
10.  Melakukan pemborosan-pemborosan (Al Israa 17: 27)
11.  Menafkahkan harta karena riya (An Nisaa 4: 38)
12.  Menimbulkan perselisihan (Al Israa  17: 53)
13.  Sombong dan pendusta, (Shaad 38: 74-75, Asy Syu’araa 26: 223

Hukum membaca Istia’ajah


Membaca istia’jah didalam sholat atau diluar sholat menurut jumhur [3] ulama hukumnya musta’abah (sunnah), sedangkan membaca Istia’jah ketika membaca Al-Qura’an, Allah berfirman :

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)

Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (Surah An Nahl 98-100)

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا (65) 

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". Surah Al Israa' 65

Kemampuan Manusia lebih unggul dari pada Jin

قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40) 

Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: [4]  "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Surah An Naml 39-40 )

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(Surah At Tiin 4)




[1] Maksudnya: membaca ''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim''.
[2] Maksudnya: setan-setan jenis jin dan jenis manusia berdaya-upaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.
[3] pendapat mayoritas Ulama
[4] Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Ditulis oleh Muhammad Yamin, Palembang

Template by:

Free Blog Templates