TAFSIR IBNU KATSIR
''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim''
Aku berlindung kepada
Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Tafsir Ta’awwudz dan Hukum-hukumnya
Allah SWT berfirman :
وَإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ (200)
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. [1] Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui". Al A'raaf 200
Pengertian kata Syaithan
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku". Surah Adz Dzaariyaat 56
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ
غُرُورًا
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112)
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). [2]
Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan". Surah Al An'aam 112
Dalam kalimat ''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim'', kata syaithan
adalah kata sifat, bukan kata zat
atau menyatakan suatu makluk, melainkan assyaithan
minal insi (setan yang menyerupai manusia) dan assyaithan minal jindi (setan mnyerupai jin) yang dimaksudkan
syaithan adalah segala sifat perkataan atau perbuatan yang menjauhi dari rahmat
Allah SWT.
Syaithan minal insi
Sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana
manusia yang berkelakukan jahat atau selalu menghalangi kita dikala kita ingin
melakukan ibadah atau pekerjaan baik lainnya. Manusia ini selalu mengikuti
langkah-langkah setan, hal ini disebut assyaithan
minal insi yaitu setan yang
menyerupai manusia. Cara menanganinya tidak dapat dengan mengucapkan Istia’jah
/ ta’awwudz, namun Allah mengajarkan kepada kita untuk menjadi pemaaf dan
penyabar disamping melakukan upaya amar makruf atau memberikan pengertian dan mengajak
dalam hal kebaikkan, bilamana tidak dapat berubah maka diamkan atau tinggalkan
saja.
Rasulullah saw mengalami bagaimana berhadapan dengan setan yang
menyerupai manusia sehingga rasulullah saw melakukan hijrah dari mekah ke
madinah, karena kondisi orang-orang Qurays mekah tidak lagi bersahabat
dengannya, sampai-sampai orang qurays ingin membunuhnya.
Assyaithan minal jindi
Dikarenakan kita tidak dapat melihat dan berinteraksi dengan
makluk jin, maka cara menanggulangi dari godaan dan gangguan setan yang
menyerupai jin yaitu dengan membaca kalimat Istia’jah ''A`udzubillahi
minasy-syaithaanir-rajiim'' sebagaimana Allah berfirman :
وَإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (36)
"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka
mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui". (Surah Fush shilat 36)
Sebab menjadi setan
وَمَنْ
يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ
نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ (36)
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha
Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". (Surah Az
Zukhruf 36)
اسْتَحْوَذَ
عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ
ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ
الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (19)
"Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan setan itulah golongan yang merugi". Surah Al Mujaadilah 19
Langkah-langkah setan
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي
السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu". Surah Al Baqarah 208
Diantara lain yang dimaksudkan
langkah-langkah setan adalah :
1. Mempersekutukan Allah (16 An Nahl 100, An Nisaa 4: 117)
2. Menghalangi dari jalan yang benar dan lurus ( Az-Zukruf 43: 37,
AlAraaf 7 :16)
3. Lupa mengingat Allah (Al
Mujaadilah 58: 19)
4. Mendurhakai perintah Allah (al Kahfi 18: 50)
5. Menyuruh mengerjakan perbuatan maksiat yang keji dan
mungkar (Al Baqarah 2: 169, Maryam 19:
89, An Nuur 24: 21)
6. Memandang baik segala perbuatan yang buruk (An Nahl 16: 63)
7. Membangkitkan dan memanjangkan angan-angan kosong (An Nisaa
4:120, Muhammad 47: 25)
8. Menakut-nakuti dengan kemiskinan dan menyuruh kikir (Al Baqarah
2: 268)
9. Perkataan yang indah-indah untuk menipu (Al Anaam 6: 68)
10. Melakukan pemborosan-pemborosan (Al Israa 17: 27)
11. Menafkahkan harta karena riya (An Nisaa 4: 38)
12. Menimbulkan perselisihan (Al Israa 17: 53)
13. Sombong dan pendusta, (Shaad 38: 74-75, Asy Syu’araa 26: 223
Hukum membaca Istia’ajah
Membaca istia’jah didalam sholat atau diluar sholat menurut
jumhur [3] ulama hukumnya
musta’abah (sunnah), sedangkan membaca Istia’jah ketika membaca Al-Qura’an,
Allah berfirman :
فَإِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ
لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
(99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ
مُشْرِكُونَ (100)
Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan ini tidak
ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.
Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya
jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (Surah
An Nahl 98-100)
إِنَّ
عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا (65)
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, Kamu tidak dapat berkuasa atas
mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". Surah Al Israa' 65
Kemampuan Manusia lebih unggul dari pada Jin
قَالَ
عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ
وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ
الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا
رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي
أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ
كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40)
Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku
akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu
berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
lagi dapat dipercaya". Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: [4]
"Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata:
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Surah
An Naml 39-40 )
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.(Surah At Tiin 4)
[1]
Maksudnya:
membaca ''A`udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim''.
[2]
Maksudnya:
setan-setan jenis jin dan jenis manusia berdaya-upaya menipu manusia
agar tidak beriman kepada Nabi.
[3]
pendapat mayoritas Ulama
[4] Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab
yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.
Ditulis oleh Muhammad Yamin, Palembang
Ditulis oleh Muhammad Yamin, Palembang