Pasca Demo di Agam

Padang Ekspres  Berita Peristiwa  Sabtu, 04/02/2012 - 10:55 WIB  Gebril Daulai
Pasca demo dikator bupati Agam Kamis (2/2) kemarin, yang didatangi ribuan massa kaum suku Tanjung Manggopoh untuk menuntuk pengembalian hak tanah ulayat kaum suku Tanjung yang dikuasai oleh PT Minang Agro, yang berakrir ricuh mengakibatkan puluhan kaca bagian depan kantor bupatai Agam pecah dan berantakan dan bupati Agam Indra Catri berkantor di rumah dinas Bupati karena kondisi kantor bupati Agam dan ruangan kerjanya masih berantakan dari pecahan kaca.

Kabag Umum Pemkab Agam Olkawandi ketika dikonfirmasi Padang Ekspres (group www.padang-today.com) mengatakan, jumlah kaca yang pecah 54 lubang, diantaranya diruangan Kabag Organisasi, Pos Jaga Kantor Bupati, Kabag Kesra, Staf Ahli Bupati, Bendaharawan, Aula Utaman Kantor bupati, Sespri, Wakil Bupati dan Ruangan Bupati Agam.

Sementara jumlah kerugian yang dari rusaknya pasilitas kantor bupati tersebut menurut Rudi Hendri, Kasi Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Perumahan dan Pemukiman Dinas Pu Agam menjelaskan,”untuk sementara yang telah dihitung Rp 50.747.000, yangrusak berbentuk kaca jendela kaca pintu utama lobi kantor bupati dan saran ataman bunga,” kata Rudi.
Asisten III Penkab Agam Isman Imbran mengatakan, dari informasi yang diberikan oleh pihak kepolisian kepada kami pagi tadi, karena indentivikasi yang sedang dilakukan oleh pihak Kapolda Sumbar dan Polres Agam, untuk empat titik ruangan yang belum diselesai diidentivikasi, ruangan aula, bupati Agam dan wakil bupati Agam dan pintu utaman lobi kantor bupati belum bias dibersihkan sampai identivasi selasai dikerjakan oleh pihak yang berwajib,”jadi selain yang diinfomasikan oleh pihak kepolisian tadi sudah bisa dibersihkan dan ditempati untuk berkerja kembali oleh pegawai yang memberikan pelayanan,” kata Isman Imbran, seraya mengatakan,”bapak bupati berkantor dirumah dinas dan apabila ruangan tersebut sudah selesai diidenvikasi oleh kepolisian dan dibersihkan dari sisa pecahan, bapak akan berkantor seperti biasanya,”katanya.

Dari pantauan Jumat (3/2) pukul 10.10 WIB terlihat suasana yang begitu memprihatinkan melihat sisa pecahan kaca yang berserakan disepanjang lantai dasar kantor bupati Agam.

DPRD Agam yang melakukan kunjungan langsung kantor bupati Agam pasca demo  di kantor Bupati Agam yang diwakili oleh Syafriza dan Efendi RM. Kepada Padang Ekspres meyebutkan,”kita prihatin dengan kondisi ini akibatnya karena demo yang anarkis mengikibatkan rusaknya pasilitas kantor menggu untuk kepentingan public,” Efendi RM.

Menurut Syafrizal, menyangkut masalah ini tanggung jawab kita bersama untuk menyelasikannya dan mencarikan jalan keluar untuk mengabil sebuah kebijakan yang berpihak kepada rakyat, tidak terlepas dari menghormati norma morma hokum yang ada.

Terpisah, Edlerman perwakilan massa dari Kaum Suku Tanjung Manggopoh Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, ketika dikonfirmasi Padang Ekspres mengatkan,”kami perwakilan dari Kaum Suku Tanjung Kenagarian Manggopoh, diantaranya kami sendiri, Jufri Nur, Andri Tanjung, Kusrin, Ramadan, Syarial Bakri Syarif dan Suryadi Ramli dimana kami mewakili kaum Suku Tanjung Kenagarian Manggopoh bertanggung jawab atas pengrusakan kaca pintu kantor bupati setempat yang dilempari batu saat menuntut hak kami kemarin waktu melakukan aksi demo di kantor bupati Agam kemarin,” katanya.

Menurutnya, kami bertanggung jawab atas pengrusakan ini karena ini merupakan perbuatan dari kaum Suku Tanjung.  pengrusakan kaca jendela dan pintu kantor bupati Kabupaten Agam ini bukan tujuan dari aksi yang digelar Suku Tanjung, melainkan untuk menuntut lahan Suku Tanjung dengan luas 2.500 hektare yang diambil oleh PT Mutiara Agam.

“namun dengan tidak adanya tanggapan bupati terkait aksi yang digelar ini, maka massa dengan jumlah massa 5 ribu orang ini melakukan pelemparan semua kaca jendela dan pintu kantor bupati. Sebelumnya pihak kami telah menghubunggi Bupati Agam Indra Catri melalui telepon, agar dia menemui massa saat berorasi,”katanya.

Setelah semua kaca depan kantor bupati pecah, ribuan massa juga melakukan pembakaran ban bekas di halaman kantor bupati. Ini bentuk kekecewaan massa terkait tidak datangnya orang nomor satu di Kabupaten Agam ini. Beberapa jam kemudian baru datang Polres Agam, Edlerman menjelaskan, untuk memfasilitasi perwakilan massa untuk melakukan mediasi dengan bupati di kantor Polres Agam dan melihat tapal batas tanah ulayat Suku Tanjung di Antokan  Tanjung Mutiara yang bermasalah tersebut, dan sampai menjelang magrib di polres Agam kesepakatan bersama dihasilkan.(mg7)
[ Red/ ]- Selengkapnya di PadangEkspres,Posmetro padang, Rakyat Sumbar

Template by:

Free Blog Templates