Zainal, Pengusaha Malaysia Asal Manggopoh Kini Bergelar Datuk Jalelo

AGAM (KoranDigital.Com) – Zainal (43), warga Mangopoh perantau yang sukses di Malaysia dinobatkan para kemenakannya Suku Koto dan kini menyandang gelar adat Dt. Jalelo untuk duduk sama rendah tegak sama tinggi dengan penghulu lainnya di Nagari Mangopoh Lubuk Basung pada Minggu (27/6/2010) lalu.

Zainal yang memulai rantaunya di negeri jiran Malaysia semenjak 1985 dan sekarang telah sukses dalam usaha dagang barang harian di Selangor dan telah tergabung sebagai ahli (anggota) perantau Minang di Malaysia yang diketuai oleh Tengku Jarir Bin Musa, kerabat Diraja Dipertuan Negeri Sembilan itu, sekarang dengan penuh keikhlasan menerima penobatan oleh ninik mamak, penghulu ‘nan gadang basa batuah’ dan imam-khatib Nagari Mangopoh sebagai penghulu/datuak dalam kaum Suku Koto di Jorong Kubu Anau Nagari Mangopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam dengan gelar kebesaran Dt. Jalelo.

Sebagaimana yang disampaikan Ajo Alizar, kakak kandung Zainal yang bergelar Dt. Jalelo tersebut kepada KoranDigital.Com bahwa dinobatkannya Alizar menyandang gelar adat Dt. Jalelo itu adalah atas kesepakatan kaum termasuk anak pusako, lantaran Amir (80) yang menyandang gelar Dt. Jalelo sebelumnya sudah tua dan tidak kuat lagi mengurus anak kemenakan.

Sesuai dengan ‘barih balabeh’ adat di Nagari Mangopoh pengangkatan Zainal sebagai Dt. Jalelo telah ‘dibarih makan paek’, memenuhi prosedur adat. Barawal dari kesepakatan anak kemenakan nan sarumah yang dipimpin oleh tungganai rumah, kemudian dilanjutkan mencarai kesepakatan kaum yang dipimpin oleh mamak kepala waris dan berlanjut kepada ninik mamak. Atas kesepakatan seluruh anak kemenakan Pasukuan Koto dalam Batang Payuang Dt. Jalelo itu maka ‘siriah di carono’ dihantar ke penghulu Nagari Mangopoh dalam kesatuan Kerapatan Adat Nagari Mangopoh untuk meminta persetujuan penghulu-penghulu yang ada di Nagari Manggopoh.


Sebelum kesepakatan itu dihantar ke Kerapatan Adat Nagari maka penghulu pucuk pun telah menyetujuinya untuk memikul tanggung jawab sebagai Dt. Jalelo. Maka hasil sudi dan siasat dari Kerapatan Adat dinilai Zainal orang ‘patuik sarato mungkin’ dan mumpuni untuk menyandang gelar adat tersebut. Setidaknya demikian yang disampaikan Dt. Sirajo, ‘Urang Tuo Adaik’ di Nagari Mangopoh dalam pasambahan/panitahannya sebelum penobatan Zainal sebagai Dt. Jalelo di Balerong Adat Minggu (27/6/2010) tersebut.

Adalah patut pula sekalian pemangku adat di Nagari Manggopoh sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya, baik Rajo Nan Batigo, Basa Nan Barampek, Imam-Khatib Nagari, Bandaro Adat/Cadiak Pandai, Urang Tuo Adat dan Bundo Kanduang turut menghadiri acara penobatan Zainal sebagai Dt. Jalelo itu. Bahkan Bupati Agam, Aristo Munandar, St. Rajo Lelo sebagai Rajo Alam pun menyempatkan diri untuk mengikuti proses adat nan sakral tersebut.

Semenjak adanya kebulatan paham hingga terselenggaranya acara batagak gala tersebut memakan waktu persiapan kurang lebih dua bulan. Namun sebetulnya, kata Alizar lagi, bahwa pembicaraan untuk memindahkan gelar Dt. Jalelo dari mamanda Amir kepada Zainal ini sudah dimulai semenjak tahun 2006. Namun barulah akhir-akhir ini ada kesepakatan setelah adanya pertimbangan yang mendalam dari Zainal sendiri terhadap beban tanggung jawab yang akan dipikulnya sebagai penghulu untuk mengurus anak kemenekan di kampung halaman.

Ditanya soal motivasi dari Zainal mau menerima jabatan penghulu tersebut adalah karena didorong adanya keinginan untuk mengurus anak kemenakan supaya maju ekonomi dan pendidikannya yang selama ini dinilai oleh Zainal sendiri bahwa peroalan ekonomi dan persoalan pendidikan adalah dua hal pokok yang mencolok perbedaan di daerah dan Malaysia tempat dia merantau puluhan tahun itu, apalagi sesudah gempa (30/9/2009) lalu keadaan ekonomi dan pendidikan itu sangat kacau.

Apabila dibandingkannya dengan negeri jiran, kerajaan (pemerintah) Malaysia malah membuat kebijakan meringankan beban ekonomi dan permodalan dengan bunga sangat rendah kepada para pengusaha, terutama pada pedagang kecil dan menengah.

“Dalam bidang pendidikan, mata pelajaran tidak sebanyak di daerah kita namun mendalam, bantuan yang diberikan ke sekolah-sekolah termasuk kepada siswa betul-betul terlaksana dengan baik,” katanya.

Sekarang, khusus untuk Pasukuan Koto, terutama dalam batang payuang Dt. Jalelo, Zainal bertekad memajukan kedua hal tersebut. Sehingga kemajuan atau suksesnya di negeri orang pun dapat pula mendorong semangat dan kemajuan anak kemenakannya kelak. Demikian pemaparan Zainal Dt. Jalelo selesai acara pengangkatannya sebagai penghulu di Jorong Kubu Anau Nagari Mangopoh didampingi oleh istri (bundo kanduang) dan Lenggang Basa. (DONNY MAGEK)

Template by:

Free Blog Templates