Bahaya Mada dan Karengkang (Keras Hati)

Jangan sekali-kali kita tergolong menjadi orang yang keras Hati, keras hati terhadap kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Keras hati menandakan bahwa hati itu telah dikuasai oleh hawa nafsu dan iblis telah ber-tahta di dalamnya. Penyebabnya (keras hati) adalah kotoran kotoran dosa kita yang telah membuat hati itu menjadi berkarat. Nur (cahaya) nya sudah redup bahkan bisa jadi sudah padam.

Bila Nur (cahaya) hati itu padam, maka sulit baginya melihat dan menerima Kebenaran dari Allah SWT, sebab hati itu sudah gelap tampa cahaya lagi atau bahkan sudah buta (gelap selama lamanya) sehingga tak kan pernah bisa melihat kebenaran Allah SWT.

Oleh sebab itu, sebelum nur (cahaya) hati itu padam dan terkunci mati, bersegeralah membersihkan, mengosoknya, agar bersinar dan bercahaya kembali. Bertaubatlah dari dosa dosa dan jangan pernah di ulangi lagi, ajak dan latih lah selalu hati itu ber-zikrullah, agar ia menjadi tentram dan memiliki kekuatan ma'rifatullah untuk berkomunikasi menghadap Rabb-NYA. Sehingga ia akan menjadi pribadi mukminin yang sejati di hadapan Allah.
Hati yang damai, hati yang tentram, hati yang lembut adalah hati yang selalu zikrullah (mengingat kepada Allah) akan memberi buah akhlak yg mulia, sikap arief dan bijaksana, penyantun dan pengasih sayang pada setiap makluk, sehingga eksistensinya akan mendatangkan rahmatan lil a'lamiin (memberi manfaat bagi seluruh kehidupan di alam ini)
 
Mungkin kita sering berfikir, sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?

Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).
Jika saya pernah salah, maafkan lah saya, dan salah diri mu jauh sebelumnya sudah saya maafkan.

Wa nafsi wa maa sawwa haa.
Dan demi jiwa dan penyempurnaannya (ciptaannya)

Fa alhamaha fujuura haa wa taqwa haa
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.

Qad aflaha man zakkahaa
Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang mensucikan jiwanya

Wa Qad khaba man dassaha
Dan sesungguhnya merugilah orang orang yang mengotori jiwanya
(Asy syamsi: 7-10)
Siapa Musuh mu sebenarnya ?
Musuh terbesar dalam diri manusia adalah Hawa nafsunya sendiri. Bila nafsu sudah menguasai hati, maka syeitan akan ber-tahta di hati manusia. Diri manusia itu akan dikendalikan oleh Hawa nafsunya dibawah komando dan perintah syeitan. Jika iblis telah berkuasa dalam diri manusia, maka muncullah sipat-sipat syeitan dalam diri manusia itu :

1. Lihai dalam menipu
2. Suka pembujuk
3. Gemar mencelakakan orang
4. Pandai berkilah (berkata putar balik)
5. Campur aduk segala urusan
6. Berkata kotor
7. Suka menyembunyikan kebenaran
8. Suka menghasut dan fitnah
9. Suka meng undur-undur
10. Suka tergesa gesa
11. Dengki (busuk hati)
12. Takbur (pembangkang)
13. Enggan kepada kebenaran.

Sifat-sifat syeitan ini akan kokoh pada diri manusia dengan bantuan Hawa nafsu, artinya apabila manusia menjadi budak hawa nafsunya maka syeitan ber-tahta dalam diri manusia, manusia itu dikendalikan dibawah komando dan perintah syeitan. Apa jadinya jika manusia dibawah kendali, perintah dan komando syeitan ? Binasa dan hancurlah manusia itu.

Jika manusia telah menjadi budak hawa nafsu dan syeitan, ia tidak akan mampu menangkap dan melihat kebenaran. Jiwanya menjadi keras, pembangkang terhadap kebenaran disebabkan Jiwa itu sudah padam gelap gulita, bahkan kebenaran baginya bisa jadi menjadi musuh.
Ada hati yang terang dan bercahaya. Bahkan tepatnya pada mulanya semua hati itu terang dan bercahaya. Karena itu ada sebutan atau istilah 'hati nurani.' Asal kata nurani itu adalah nur, atau cahaya. Itulah sebabnya orang berkata bahwa nurani tidak bisa berdusta. Karena dia terang sedangkan dusta adalah gelap. Ketika hati berdusta maka dia telah kehilangan nurani. Dia menjadi hitam dan gelap. Dia kehilangan hidayah dari Allah..

Karena hati itu telah mati. Tidak diberi makan oleh pemiliknya. Ingatlah bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian. Ruhani dan jasmani. Bila jasmani atau fisik membutuhkan makanan yang berbentuk materi seperti segala sesuatu yang berasal dari nabati dan hewani, ruhani membutuhkan makanan yang berupa agama, ilmu, dan hal-hal yang nonmaterial.
Nur (cahaya) hati itu akan memancarkan signal yang kuat, sehingga memiliki kekuatan yang kuat untuk senantiasa berkomunikasi kepada Rabb-nya. Ia Mampu menangkap rahasia rahasia alam malakut, memiliki kepekaan laduni. Semua itu terbentuk dari kebersihan jiwa dan mujahadah kepada Allah. Inilah yang disebut orang-orang beruntung.
Allah mengetahui hati setiap manusia, tidak ada yang bisa bersembunyi dari Allah. Maka jagalah hati mu dengan iman dan taqwa.
Hati yang tentram adalah hati yang selalu memuji, membesarkan dan meng-agungkan Allah dengan Zikrullah.


================
Oleh :
Gani Limsa
& Dawam Darmawi
Dikutip dari : Group FB Solusi Polemik Adat Minangkabau

Template by:

Free Blog Templates