Pernah tidak anda mendengar atau melontarkan kata-kata berikut pada anak anda:
* “ayo belajar sana! POKOKNYA kamu harus jadi juara 1!”
* “ayo nak, mama temani kamu belajar, yang sulit nomor berapa?”
* “kamu sudah selesai ujian nak? kok tidak masuk sekolah? libur?”
* “wah, hebat juga kamu nak, ayah tidak pernah melihatmu belajar tapi kamu menjadi 10 besar di kelas!”
nah… keempat kalimat itu, menggambarkan 4 macam gaya parenting yang berkembang di masyarakat. dan perlu diketahui, gaya parenting ini sangat berpengaruh terhadap kualitas kepribadian anak , juga sangat menentukan besarnya motivasi mereka untuk meraih prestasi dan berusaha dalam kehidupannya mendatang…
menurut Baumrind (dalam Santrock, 2010) ada empat model pengasuhan atau parenting. yaitu sebagai berikut:
•Authotarian Parenting yakni gaya asuh yang bersifat membatasi, menghukum, dan memaksa anak untuk megikuti kehendak orang tua. Orang tua jenis ini sangat mengontrol dan tidak menginginkan anak-anak mereka banyak mengemukakan pendapat. Orang tua otoriter sangat tidak demokratis saat mengambil keputusan, memaksakan kehendak mereka tanpa memperhatikan perasaan anaknya. Hal ini berakibat anak-anak dari orang tua otoriter pada umumnya bersikap tidak bahagia terhadap dirinya sendiri, canggung dalam hubungan sebaya, dan saat masuk sekolah pertama kali, mereka sulit menyesuaikan diri dan membina pergaulan. Mereka selalu cemas menghadapi situasi sosial, tidak bisa berinisiatif, dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
• Authoritative parenting yaitu mendorong anaknya untuk berlaku independen namun masih mengawasi secara ketat. Mereka lebih responsif, menghargai pendapat anak dan mengikutsertakan mereka dalam pengambilan keputusan. Orang tua jenis ini akan berkata pada anaknya “kamu tidak bisa melakukan itu nak, ayo kita bahas cara lain yang lebih baik”. Hasil didikan dari orang tua otoritatif ini menghasilkan anak yang mandiri, memperlihatkan harga diri yang tinggi, tidak cepat puas dan pandai bergaul.
• Neglectful parenting adalah gaya asuh di mana orang tua tidak terlibat aktif dalam kehidupan anaknya. Baik ketika anaknya masih kecil hingga beranjak remaja. Ibaratnya, ketika ditanya “aku tidak melihat siapapun di rumah, anak-anakmu kemana?” orang tua jenis ini tidak bisa menjawab. Akhirnya, anak akan menganggap kehidupan mereka tidak penting, dan kehidupan orang tualah yang penting. Anak-anak hasil pengasuhan ini akan berkembang dengan kepribadian tidak mandiri, kurang bisa mengontrol diri, dan tidak termotivasi untuk berprestasi.
• Indulgent parenting yaitu gaya asuh dimana orang tua sangat terlibat dalam setiap seluk beluk kehidupan anaknya namun tidak banyak memberi batasan atau kekangan pada perilaku orang tua jenis ini membiarkan anaknya mengeksplorasi apapun sesuai keinginan mereka, karena orang tua menganggap itu adalah awal dari kreativitas dan cara untuk mengembangkan diri mereka. Akibatnya anak tidak bisa mengontrol dirinya sendiri dan selalu menuntut keinginannya harus terpenuhi.