main |
sidebar
Hari
Minggu, Maret 18, 2012

Jangan sekali-kali kita tergolong menjadi orang yang keras Hati, keras
hati terhadap kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Keras hati menandakan bahwa
hati itu telah dikuasai oleh hawa nafsu dan iblis telah ber-tahta di
dalamnya. Penyebabnya (keras hati) adalah kotoran kotoran dosa kita yang
telah membuat hati itu menjadi berkarat. Nur (cahaya) nya sudah redup bahkan bisa jadi sudah padam.
Bila Nur (cahaya) hati itu padam, maka sulit baginya melihat dan
menerima Kebenaran dari Allah SWT, sebab hati itu sudah gelap tampa
cahaya lagi atau bahkan sudah buta (gelap selama lamanya) sehingga tak
kan pernah bisa melihat kebenaran Allah SWT.
Oleh sebab itu,
sebelum nur (cahaya) hati itu padam dan terkunci mati, bersegeralah
membersihkan, mengosoknya, agar bersinar dan bercahaya kembali.
Bertaubatlah dari dosa dosa dan jangan pernah di ulangi lagi, ajak dan
latih lah selalu hati itu ber-zikrullah, agar ia menjadi tentram dan
memiliki kekuatan ma'rifatullah untuk berkomunikasi menghadap Rabb-NYA.
Sehingga ia akan menjadi pribadi mukminin yang sejati di hadapan Allah.
Hati yang damai, hati yang
tentram, hati yang lembut adalah hati yang selalu zikrullah (mengingat
kepada Allah) akan memberi buah akhlak yg mulia, sikap arief dan
bijaksana, penyantun dan pengasih sayang pada setiap makluk, sehingga
eksistensinya akan mendatangkan rahmatan lil a'lamiin (memberi manfaat
bagi seluruh kehidupan di alam ini)
Mungkin kita sering berfikir,
sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita
cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan
tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk
merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan
upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?
Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah
milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana
pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada
artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut
tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Allah berfirman
yang artinya “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).
Jika saya pernah salah, maafkan lah saya, dan salah diri mu jauh sebelumnya sudah saya maafkan.
Wa nafsi wa maa sawwa haa.
Dan demi jiwa dan penyempurnaannya (ciptaannya)
Fa alhamaha fujuura haa wa taqwa haa
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.
Qad aflaha man zakkahaa
Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang mensucikan jiwanya
Wa Qad khaba man dassaha
Dan sesungguhnya merugilah orang orang yang mengotori jiwanya
(Asy syamsi: 7-10)
Siapa Musuh mu sebenarnya ?
Musuh terbesar dalam diri
manusia adalah Hawa nafsunya sendiri. Bila nafsu sudah menguasai hati,
maka syeitan akan ber-tahta di hati manusia. Diri manusia itu akan
dikendalikan oleh Hawa nafsunya dibawah komando dan perintah syeitan.
Jika iblis telah berkuasa dalam diri manusia, maka muncullah sipat-sipat
syeitan dalam diri manusia itu :
1. Lihai dalam menipu
2. Suka pembujuk
3. Gemar mencelakakan orang
4. Pandai berkilah (berkata putar balik)
5. Campur aduk segala urusan
6. Berkata kotor
7. Suka menyembunyikan kebenaran
8. Suka menghasut dan fitnah
9. Suka meng undur-undur
10. Suka tergesa gesa
11. Dengki (busuk hati)
12. Takbur (pembangkang)
13. Enggan kepada kebenaran.
Sifat-sifat syeitan ini akan kokoh pada diri manusia dengan bantuan
Hawa nafsu, artinya apabila manusia menjadi budak hawa nafsunya maka
syeitan ber-tahta dalam diri manusia, manusia itu dikendalikan dibawah
komando dan perintah syeitan. Apa jadinya jika manusia dibawah kendali,
perintah dan komando syeitan ? Binasa dan hancurlah manusia itu.
Jika manusia telah menjadi budak hawa nafsu dan syeitan, ia tidak akan
mampu menangkap dan melihat kebenaran. Jiwanya menjadi keras,
pembangkang terhadap kebenaran disebabkan Jiwa itu sudah padam gelap
gulita, bahkan kebenaran baginya bisa jadi menjadi musuh.
Ada hati yang terang dan bercahaya. Bahkan tepatnya pada mulanya semua
hati itu terang dan bercahaya. Karena itu ada sebutan atau istilah 'hati
nurani.' Asal kata nurani itu adalah nur, atau cahaya. Itulah sebabnya
orang berkata bahwa nurani tidak bisa berdusta. Karena dia terang
sedangkan dusta adalah gelap. Ketika hati berdusta maka dia telah
kehilangan nurani. Dia menjadi hitam dan gelap. Dia kehilangan hidayah
dari Allah..
Karena hati itu telah mati. Tidak diberi makan
oleh pemiliknya. Ingatlah bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian.
Ruhani dan jasmani. Bila jasmani atau fisik membutuhkan makanan yang
berbentuk materi seperti segala sesuatu yang berasal dari nabati dan
hewani, ruhani membutuhkan makanan yang berupa agama, ilmu, dan hal-hal
yang nonmaterial.
Nur
(cahaya) hati itu akan memancarkan signal yang kuat, sehingga memiliki
kekuatan yang kuat untuk senantiasa berkomunikasi kepada Rabb-nya. Ia
Mampu menangkap rahasia rahasia alam malakut, memiliki kepekaan laduni.
Semua itu terbentuk dari kebersihan jiwa dan mujahadah kepada Allah.
Inilah yang disebut orang-orang beruntung.
Allah mengetahui hati setiap manusia, tidak ada yang bisa bersembunyi dari Allah. Maka jagalah hati mu dengan iman dan taqwa.
Hati yang tentram adalah hati yang selalu memuji, membesarkan dan meng-agungkan Allah dengan Zikrullah.